Jumat, 02 Juli 2010

Diduga Alergi Wartawan, Kabid Dikdasmen Bolmong Diminta Dicopot

Bupati Moha Harus Bertindak Tegas
BOLMONG, suara manadonews (02/07/2010)—Sikap yang tidak pantas diperlihatkan kepada publik, yang menimbulkan satu pertanyaan besar oleh beberapa watawan yang sedang meliput proses kinerja dari Dinas Pendidikan Bolmong ,yang dipimpin oleh Hj Ulva Paputungan, menjadi pembicaraan sangat santer terdengar para wartawan yang ada . Pasalnya, salah satu Kabid Dikdasmen yang berinisial UM terindikasi Alergi wartawan dan tidak pantas menjadi panutan .

Pasalnya, beberapa pekan lalu ,oknum tersebut sering mengatakan bahwa wartawan ini tidak perlu di layani, karena hanya menjadi racun dan biang kerok pemberitaan miring menyangkut kinerja dinas pendidikan. Lebih parahnya lagi, oknum tersebut selalu menghindar ketika ditemui wartawan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, ada apa dengan oknum UM yang tidak mau menerima maksud konfirmasi dari para wartawan?. Padahal sebenarnya wartawan adalah mitra dari pemerintah, sebagai kontrol sosial dan pembawa informasi bagi pemerintah.

Dengan adanya permasalahan ini, mendapat tanggapan dari para LSM yang ada di Bolaang Mongondow, seperti yang disampaikan Ketua LSM Masjid Indonesia Herry Lasabuda mengatakan, permasalahan ini butuh perhatian serius dari pemerintah, dalam hal ini Bupati Bolaang Mongondow Ny Hj Marlina Moha Siahaan, minta ditindak lanjuti karakter pejabat yang terindikasi alergi wartawan. “Padahal sebenarnya wartawan adalah mitra dari pemerintah sebagai pembawa informasi dari kinerja para eksekutif dalam menjalankan tugas, yang di duga sudah keluar dari mekanisme aturan yang ada, yang terindikasi sarat kepentingan tertentu,” ujar Lasabuda .

Ia juga mengatakan, kalau tidakmmau dikritisi, maka bekerjalah sesuai dengan Tugas Pokok dan fungsi ( Tupoksi ) yang ada. Bukan harus mengganggap wartawan sebagai pemicu masalah dan pembawa pemberitaan miring yang di terbitkan.

Lasabuda berharap, Bupati Bolaang Mongondow mencopot oknum pejabat yang mempunyai gelagak seperti ini, terlebih saat masyarakat butuh pelayanan yang maksimal sebagai bukti atas kinerja dari para pejabat dalam menjalankan tugas, bukan hanya duduk saja di kursi empuuk dan menerima penghasilan buta. “Kasihan kan masyarakat kalau karakter pejabat seperti ini. Otomatis ini akan berdampak buruk bagi pemerintah. Dan menimbulkan permasalahan baru, dan dapat merugikan pemerintah itu sendiri, yang dipimpin oleh Ny Hj Marlina Moha Siahaan yang saat ini sebagai calon kandidat kuat Wakil Gubernur Sulut dari Partai Golkar,” pungkas Lasabuda.

Dari hasil pantauan wartawan, terindikasi oknum UM kebakaran jenggot ketika beberapa pekan lalu banyaknya pemberitaan yang menerbitkan indikasi penyimpangan yang terjadi di ruang lingkup Diknas Pendidikan Bolaang Mongondow. Dan dengan dasar itu kemungkinan tidak menerima dan menggap wartawan sebagai biang pemicu, sampai-sampai di mata UM wartawan bukan sebagai Mitra, akan tetapi racun buat para pejabat di lingkaran Diknas itu sendiri.

Diketahui UM lakukan perjalanan keluar daerah bersama dua ratus guru se-Bolaang Mongondow ke Jakarta. Yang terindikasi tidak diagendakan dalam program studi banding. Bahkan diduga setiap guru di tuntut harus menyetor uang sebesar Rp 5 juta, sebagai biaya administrasi perjalanan yang sarat bermuatan kepentingan tertentu dari oknum tersebut.

Ironisnya ketika di konfirmasi oknum UM, selalu menghindar dari kejaran para wartawan, akan tetapi sampai berita ini diterbitkan oknum UM sangat sulit di temui. (hengki maliki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar