MANADO, suara manadonews (30/06/2010)—Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang membagi pengalaman hidupnya dengan para Pemuda dan Remaja KGPM yang saat itu sedang mengadakan perkemahan rohani di Desa Ampreng Kecamatan Langowan Barat Minahasa.
Gubernur hasil pilihan rakyat pertama di Sulut ini mengungkapkan, pengalaman hidupnya yang meniti karier pendidikan sekolah dasar (SD) di Desa Motoboy Kecil di Kota-Kotamobagu serta menempuh ilmu SMP di Kota Tomohon serta menamatkan pendidikan SMA di kota kelahirannya Langowan.
Sementara sosok Sarundajang muda melanjutkan study pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado hingga selaleai. Selesai sekolah sosok Sarundajang memasuki ladang pengabdian yang baru menjadi seorang birokrat di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulut, sekaligus menjadi Dosen Fisip Unsrat di usia 23 Tahun
Di Usia yang masih relatif muda (27 Tahun) kala itu SHS dipercayakan menjadi Karo Pemerintahan Setda Provinsi Sulut, kemudian pada usia 31 Tahun dipercayakan sebagai Sekda Kabupaten Minahasa selanjutnya menjadi Walikota Bitung hampir 17 tahun lamanya. Usai menjabat Walikota Bitung Sarundajang dipercayakan menjadi Ketua KAPET Manado Bitung. Selanjutnya ditarik ke Depdagri sebagai Staf Ahli Mendagri kemudian diangkat menjadi Irjen Depdagri selama empat tahun.
Disamping selaku Irjen Sarundajang dipercayakan Presiden Megawati untuk menjadi Penjabat Gubernur Maluku Utara dan Maluku, sekaligus penguasa darurat sipil di dua daerah bertikai itu. SHS selama bertugas di Maluku Utara dan Maluku dianggap berhasil mendamaikan konflik horisontal yang terjadi diantgara dua pelagandong tersebut. Namun sebelum bertugas di dua Provinsi Maluku itu, SHS pernah bertugas di Aceh Pasca bencana Tsunami dan berhasil meredahkan pertikaian antar suku dayak dengan madura di Kalsel.
Sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai seorang birokrat, SHS dipercayakan oleh masyarakat Sulut dalam Pilkada langsung 2005 lalu, Sebagai Gubernur Sulut pertama hasil pilihan rakyat.
Sarundajang mengajak, agar pemuda remaja KGPM kiranya mampu menjadi pelopor perdamaian, sekaligus meningatkan tiga hal penting yang perlu diwaspadai oleh seluruh elemen pemuda dan remaja di Sulut yakni, pemanasan bumi (global warming), benturan peradaban dan peneterasi ekonomi dunia (pasar bebas). (*/otnie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar