Pemkab Minahasa Terkesan “Cuek”
TONDANO, suara manadonews (11/08/2010)—Bencana tahunan yang melanda masyarakat Minahasa mulai tampak disejumlah wilayah disaat musim penghujan. Hal ini terpantau jelas untuk beberapa Kelurahan di Kabupaten Minahasa diantaranya kelurahan Kiniar, Kelurahan Tolour dan sebagian kelurahan Roong yang mulai terkena imbas naiknya permukaan air danau tondano dan menyebabkan ratusan rumah terendam air. Data yang diperoleh SuaraManado Kamis (5/8) lalu dari masyarakat sekitar, ketinggian air sekitar 60 sentimeter hingga 1 meter.
Berdasarkan pengakuan warga Kelurahan kiniar Jaga 6, Jimmy (48) dan Detje Kamasi, proses terendamnya rumah mereka sudah berlangsung hampir dua minggu lamanya bahkan dari pihak pemerintah kabupaten Minahasa belum melakukan observasi dan memberikan bantuan bagi korban.
Hal senada dikatakan warga Kelurahan Tolour, Freddy Sumarandag dan pak Klereng. Menurut mereka pemerintah kabupaten Minahasa sebaiknya memberikan teguran kepada pihak PLN yang menurut mereka menutup pintu air menuju ke PLTA Tanggari. “Torang kurang ja tidor dengan was-was bahkan so sadia akang rakit for mo jaga-jaga, tolong PLN buka jo sesuai ambang batas dan jika lebih silah kan dibuang airnya untuk proses di PLTA,” kata Sumarandag dan Klereng.
Mereka menjelaskan bahwa dampak negatif yang dihasilkan oleh “banjir” tahunan ini yakni tergenangnya areal persawahan hingga membuat hasil panen terancam gagal.kerusakan fisik rumah dikarenakan terendam air dalam kurun waktu yang cukup lama terutama faktor kesehatan masyarakat dan dijadikan ajang perkembangbiakan nyamuk. “Tolong pemerintah Kabupaten Minahasa lia akang kasiang torang pe keadaan, jang cuma da sibuk-sibuk urus tu Pilkada kong tu masyarakat Minahasa laeng was-was karena terancam banjir,” sembur keduanya. (raynold)