MANADO, suara manadonews (30/06/2010)—Setidaknya DPRD Kota Manado harus belajar menghormati serta menghargai Tamu yang datang. Pasalnya para Legislator Tikala ketika menerima DPRD Kabupaten Jeneponto Propinsi Sulsel Senin (28/6), terkesan mengabaikan, bahkan 19 Anggota Dewan Kabupaten tersebut disuruh menunggu sejak dari pagi.
Sikap para Legislator Tikala, sungguh mengecewakan sebab sebagai wakil rakyat seharusnya mereka menjunjung tinggi penghargaan buat para tamu, apalagi mereka merupakan wakil rakyat juga. Hal ini dikeluhkan Abdul Halim warga Wonasa, saat bertandang ke Gedung Dekot. “Sikap Anggota Dewan Manado tidak menghargai tamu yang datang, ini sangatlah megecewakan, masakan tamu dari jauh disuruh menunggu sedangkan kita sebagai tuan rumah datangnya terlambat,” ujarnya ketus.
Setelah dua jam menunggu rombongan DPRD Jeneponto yang dipimpin 2 Wakil Ketua, Syamsudin Carlos dan DR Fahri Tamsil diterima tiga personil Dekot yakni Henki Lasut, Stienje Ambat dan Jeane Rumimpunu. Sebagai agenda kerja, DPRD Jene Ponto akan melakukan studi banding mengenai Pendidikan gratis, serta Ranperda bantuan pemerintah untuk Parpol.
Tapi sungguh sangat disesalkan apa yang menjadi harapan dari Komis III dan Komisi Gabungan DPRD Jeneponto tidak mendapat penjelasan yang memuaskan. Ini terungkap dengan penjelasan Henky Lasut yang menurutnya Perda tentang bantuan pemerintah untuk Parpol belum ada, sebab DPRD Kota Manado sendiri masih belum ada kelengkapan Badan Legislasi, yang terlambat karena semua anggota dewan lebih fokus pada Pemilukada. “Sampai saat ini Ranperda untuk itu belum ada, karena kelengkapan Badan Legislasi belum terbentuk, dewan sendiri masih fokus pada pemilukada sehingga tugas-tugas pokoknya terabaikan ,” ungkap Lasut. (ronny pamungkas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar