BITUNG, suara manadonews (22/06/2010)—WAJAHNYA tertunduk saat disambangi di rumahnya. Apalagi saat ditanya namanya siapa, dia hanya mengucapkan sepatah kata dengan pelan-Sisty Araro-begitulah nama lengkap, seorang bocah perempuan yang berusia 11 tahun dan tinggal di Kelurahan Wangurer Barat Kecamatan Madidir.
Sisty yang memiliki kelainan hormone di bagian kaki kanannya. Kelainannya tersebut sudah diderita sejak dirinya dilahirkan. Sisty tidak bisa menolak, karena ini takdir yang harus diterima. Di saat usianya yang sudah seharusnya mengenyam pendidikan di sekolah dasar kelas V, Sisty malah masih duduk di kelas I SD.
Karena Sisty dengan kondisi tubuhnya yang cacat sering diledekin oleh teman-temannya. Malu dengan kondisinya membuat Sisty sering alpa masuk sekolah. Kelainan pada kakinya membuat Sisty merasa malu untuk datang ke sekolah, apalagi Sisty ke sekolah tidak memakai sepatu.
Namun Sisty tidak patah semangat, meski tetap duduk di bangku kelas I SD, Sisty tetap masuk sekolah. Sisty sendiri diakui oleh orangtuanya, tergolong anak pintar dan berprestasi. Karena Sisty bisa menerima pelajaran dengan baik serta selalu mendapatkan nilai yang terbaik di sekolahnya.
Kehidupan orang tuanya yang pas-pasan, membuat Sisty harus membantu orang tuanya. Karena ayahnya hanyalah buruh bangunan, sedangkan ibunya berjualan di pasar. Sedangkan kedua orang tuanya harus menghidupi lima orang anaknya, Sisty sendiri anak yang ketiga. Untuk itu, Sisty berjualan pisang goring.
Dengan menjajakan dagangannya, Sisty berjalan dari satu lorong ke lorong lainnya. Ibu Sisty, Marlin Lalagat mengaku, tidak memiliki biaya untuk operasi terhadap anaknya. Sejak dilahirkan, perawat sudah mengatakan kalau kaki Sisty yang kanan, agak panjang dari kaki kirinya. Dokter sudah memberikan jalan keluar untuk operasi kakinya, namun biaya yang diperlukan mencapai puluhan juta rupiah, untuk menjadikan kakinya normal kembali.
Kini Sisty dan keluarganya hanya mengharapkan uluran tangan dari pemerintah serta para dermawan, agar Sisty bisa berjalan dengan baik dan normal seperti teman-teman lainnya. (ayu dewi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar