Menurut Sarundajang, tiga komoditas unggulan tersebut apabila sedang panen raya harganya sering anjlok, hal itu disebabkan karena petani kita kurang mendapat informasi harga. “Karena itu melalui seminar dan sosialisasi yang di gagas oleh PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) mampu mengangkat harga komoditi andalan sulut ini,” harapnya.
Gubernur Sarundajang, sangat mendukung kegiatan ini. Road Show yang dilakukan BKDI di beberapa daerah termasuk di Sulut, setidaknya akan memberi pencerahan bagi para petani dan pelaku usaha kita, dalam memasuki bursa komoditi di masa yang akan datang. “Kehadiran BKDI setidaknya akan memberi dampag positif bagi pertumbuhan Sektor perekonomian daerah, terutama dalam menciptakan pasar sekaligus bisa menjamin harga komoditi, sehingga aman dan dipercaya,” tandasnya.
Sarundajang menyebutkan, selain tiga komoditas unggulan yang ada itu, masih banyak pula produk komoditi berkualitas lainnya, yang sedang dikembangkan petani Sulut seperti fanili dan sayur mayur. Untuk itu Sarundajang mengajak petani Sulut, agar terus menanam komoditi unggulan Sulut.
Komisaris BKDI Fenny Wijaya mengakui, Sulut merupakan salah satu daerah penghasil terbesar komoditi. Ia menyebutkan, BKDI merupakan bursa komoditi di Indonesia, sampai dengan saat ini baru dua komoditi yang dieksport BKDI yakni CPO dan Emas (Gold). “Kedepan beragam produk komoditi Sulut akan dimasukan, tinggal tergantung keseriusan petani dan pelaku usaha di daerah ini,” ujar Wijaya.
Sementara Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEPTI) yang juga selaku Karo Analisa Pasar Ismadjaya Tungkagi mengatakan, pihaknya selama ini terus memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap kualitas komoditi, resi gudang dan pasar lelang. (*/otnie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar