MANADO, suara manadonews (16/07/2010)—Istana Gubernuran Bumi Beringin Manado seketika menjadi penuh sesak malam itu. Dari pintu masuk sudah terlihat berjejer kendaraan mulai dari roda empat sampai bus-bus beroda enam. Sejumlah kendaraan ini memenuhi pelataran parkir gubernuran hingga jalan-jalan sepanjang pintu masuk dari depan rumah dinas Walikota Manado, Sekretaris Propinsi hingga depan lapangan tenis di samping Rumah Dinas Gubernur. Kendaraan-kendaraan ini diparkir rapih pertanda penumpangnya mampir tidak sebentar di sekitar lokasi parkir itu.
Dan, benar. Ternyata para penumpangnya adalah ratusan Kepala Desa (Kades) dan puluhan anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) se Minahasa Selatan. Maksud kedatangan ratusan para pemimpin di desa ini adalah menyamakan visi sehingga pembangunan di desa sebagai tulang punggung rancang-bangun daerah sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteran masyarakan dapat terukur. Para Kades ini berdialog dengan Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang, mencurahkan isi hati mereka dalam kaitan percepatan pembangunan di daerah yang mereka pimpin.
Beberapa hal yang menjadi fokus diskusi yang penuh kekeluargaan dan memakan waktu hingga tengah malam tersebut, langsung mendapat respons dari Gubernur Sarundajang, diantaranya soal pengadaan air bersih, pembukaan jalan perekonomina desa dan penerangan desa (lampu jalan). Menurut Gubernur tiga hal ini akan diusahakan terealisasi dalam waktu dekat ini. “Ini bukan janji politik. Ini saya sampaikan sebagai rasa senasib-sepenanggungan dan wujud tanggung jawab pemerintah untuk bersama mewujudkan mayarakat yang sejahtera, adil dan makmur,” kata Sarundajang yang malam itu tampil elegan dengan batik lengan pendek coklat bercorak.
Sebagaimana disampaikan juru bicara para Kades se Minahasa Selatan, Tommy Lesar, Kades Desa Tewasen, Kecamatan Amurang Barat, bahwa memang masih banyak desa di Minsel yang belum memiliki sarana air bersih, jalan akses perekonomian desa, lampu jalan dan terkesan agak tertinggal. “Olehnya kami berharap, pemerintah propinsi bisa memberikan bantuan atas kesulitan ini. Kami tahu, sebenarnya hal ini lebih dominan sebagai tanggungjawab pemerintah kabupaten, hanya saja kebetulan kami mendapat kehormatan untuk bisa bertemu dengan Pak Gubernur Sarundajang, tidak ada salahnya menyampaikan kesulitan dimaksud,” jelas Lesar.
Dijelaskan Lesar, pertemuan kehormatan dengan Gubernur SH Sarundajang sebagai Kepala Pemerintahan di Propinsi Sulawesi Utara ini, kami gagas bersama seluruh pemerintah desa di Minahasa Selatan sebagai follow up pertemuan sebelumnya di Minsel. Hal dimaksud sebagai upaya untuk lebih mempertegas komitmen pembangunan daerah dalam hal mewujudkan masyarakat sejahtera dalam segala hal. “Masyarakatnyakan ada dipedesaan, kalau pemerintah propinsi tak cukup memiliki informasi dan tidak mengetahui dengan jelas apa yang dirasakan pemerintah di desa, kami rasa akan sulit mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sekarang kami informasikan bahwa kami masih kurang diperhatikan. Dan, kami sangat berterima kasih karena Gubernur langsung meresponsnya,” kata Lesar.
Sisi lain, tambahnya, sebagai pemerintah di desa kita memang harus bersinergi dengan pemerintah kabupaten dan juga propinsi. Karena dengan bersinergi bersama pemerintah, kami juga bisa mengetahui program-program unggulan apa dipedesaan yang bisa diambil dan dilaksanakan.
Hal yang sama pun diungkapkan Hanny Pelle Kades Kumelembuai, Ny Iroth Kades TompasoBaru I, Eki Paat Kades Motoling, A Liwe Kades Ranoyapo dan beberapa Kades lainnya yang mengaku merasa sangat terhormat bisa duduk sehidangan dengan Gubernur di Gubernurn Bumi Beringin. Menurut mereka, apa yang disampaikan Gubernur SH Sarundanjang bahwa Kabupaten Minahasa Selatan adalah daerah yang kaya karena hasil bumi, dari pertanian, perkebunan, hingga perikanan, sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan. “Daerah kami memang kaya. Kami punya tanah yang subur juga laut yang membentang luas, tapi untuk mengembangkan daerah ini, tentu butuh sentuhan tangan pemerintah agar bisa mengelolahnya lebih baik lagi dan punya pasar yang menjanjikan. Mulai dari cengkih, kelapa, sayur mayur, hingga hasil perikanan, kalau tidak dikelolah secara baik dan profesional, ada kecenderunga hasilnya dipermainkan pasar, terutama soal harga, ” kata mereka.
Menanggapi Curhat ini, Gubernur SH Sarundajang berjanji akan membantu sepenuhnya kesulitan dimaksud. “Soal cengkih, saya akan berusaha untuk menahan harga di atas Rp 50.000/kg. Kelapa, pemerintah propinsi akan menyiapkan bibit untuk peremajaan agar produksinya tetap terjamin. Dan, untuk perikanan, pemerintah sudah membuka jaringan kerjasama dengan negara-negara sahabat untuk bisa menampung eksport ikan Sulut,” kata Sarundajang dan disambut tepuk tangan sukacita ratusan Kades yang terlihat begitu enjoy selama bersama Gubernur pilihan rakyat ini. (mcs/otnie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar